Mudik identik dengan hari libur, tetapi buat orang Indonesia, istilah “mudik” punya makna besar. Faktor sejarah, budaya, dan agama mempengaruhi alasan seseorang mudik lebaran. Selain itu, mudik telah menjadi bagian dari sejarah kuno dan modern negara kita, lho!
Tren mudik Lebaran mulai marak sejak Indonesia merdeka. Ketika situasi stabil dan posisi ibu kota negara benar-benar telah mapan di Jakarta, masyarakat dari seluruh penjuru Indonesia mulai berdatangan untuk belajar, bekerja, atau mengadu nasib. Istilah “mudik” pun mulai marak digunakan sejak awal tahun 1980-an.
Lantas, apa saja yang bikin seseorang ingin selalu mudik? Inilah beberapa motivasinya.
Karena mudik sudah menjadi budaya, banyak orang menjadikannya sebagai “ritual tahunan”. Mereka yang merantau ke kota besar untuk bekerja atau sekolah biasanya menjalani rutinitas yang terpisah dari unsur budaya daerah asal. Mudik membantu menciptakan kembali hubungan dengan budaya yang membentuk mereka.
Uniknya, mudik itu sendiri juga merupakan produk budaya. Makanya, banyak orang yang merasa harus mudik. Melakukan perjalanan ke kampung halaman sama dengan mempertahankan tradisi yang telah lama berkembang.
Bayangkan meninggalkan kampung halamanmu untuk bekerja atau menuntut ilmu selama bertahun-tahun, pasti rasanya berat. Mudik bisa jadi salah satu alasan untuk mengunjungi kampung halaman dan melepas kangen. Orang yang tinggal di kota kecil atau pedesaan juga mudik untuk kembali menikmati suasana kampung yang berbeda dari kota besar.
Rindu kampung halaman juga banyak bentuknya, dan tidak hanya soal bertemu keluarga. Misalnya, kamu mungkin kangen dengan kuliner daerahmu yang susah ditemukan di tempat perantauan.
Tradisi merantau dan urbanisasi membuat banyak orang harus tinggal jauh dari keluarga dalam waktu lama. Hal ini merupakan salah satu alasan seseorang mudik lebaran yang populer, apalagi di Indonesia di mana kesempatan kerja belum merata di semua daerah.
Dengan mudik, orang bisa kembali menjalin silaturahmi dengan keluarga, kerabat, tetangga, dan teman lama. Mudik juga melibatkan pertemuan langsung yang rasanya berbeda dari sekadar berkomunikasi lewat ponsel atau video call.
Ziarah kubur merupakan kegiatan yang ada di berbagai budaya di dunia, termasuk Indonesia. Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap orang terkasih yang telah meninggal atau leluhur. Mudik menjadi saat yang tepat untuk melakukan ziarah kubur dengan tenang.
Karena mudik Lebaran berkaitan dengan perayaan kaum Muslim, aspek religius ini sekaligus menjadi pendorong untuk berziarah kubur. Berziarah pada (atau dekat dengan) bulan suci bukan hal yang wajib dan lebih merupakan anjuran, tetapi banyak umat Muslim yang merasa bahwa mudik Lebaran merupakan saat tepat untuk melakukannya.
Mudik Lebaran sekadar untuk berlibur? Tentu saja bisa! Mudik Lebaran adalah kesempatan untuk menjauh sejenak dari rutinitas kerja atau sekolah di tempat lain. Bentuk liburannya berbeda tergantung kampung halamanmu.
Misalnya, ada orang yang mudik agar bisa santai di rumah bersama keluarga. Ada juga yang mudik karena rumahnya berlokasi di kota kecil atau pedesaan asri sehingga suasananya lebih menyenangkan daripada kota besar.
Ini juga berlaku jika di tempat asalmu ada tempat wisata unik. Kamu bisa pergi sendiri atau ajak keluarga di kota besar untuk menikmati tempat wisata tersebut dan mendapat pengalaman baru.
Bagi orang yang sudah terlalu lama tinggal di atau merantau ke luar negeri, mudik adalah kesempatan untuk mendekatkan diri dengan “akar” dan mempertahankan identitas. Dengan mudik, kamu bisa kembali menggunakan bahasamu, makan makanan lokal, dan berinteraksi dengan komunitas di negara asal.
Aspek mempertahankan identitas ini biasanya juga dilakukan oleh pasangan yang punya anak ketika sudah pindah ke luar negeri. Mudik menjadi kesempatan bagi mereka untuk mengenalkan anak dengan suasana, bahasa, budaya, dan makanan lokal sehingga si anak tidak lupa dengan akar identitas mereka.
Mudik juga menjadi sarana untuk membantu ekonomi keluarga. Walau teknologi transfer uang sudah ada dimana-mana, mudik bisa menjadi kesempatan untuk membawa uang bagi anggota keluarga yang tinggal di daerah terpencil atau jauh dari fasilitas keuangan.
Mudik juga memberi kesempatan untuk berkontribusi dalam bentuk lain. Misalnya, seorang anak mungkin pulang untuk membantu proses renovasi rumah orang tua. Ada juga yang memanfaatkan mudik sebagai waktu menjenguk kerabat yang sakit sambil membawakan bantuan.
Bagaimana caranya biar tujuan mudikmu tercapai dengan lancar? Salah satunya memastikan bahwa perjalanan mudikmu aman dan nyaman. Jika kamu pilih menyetir sendiri tetapi tidak punya kendaraan, yuk rental mobil di Rent Car Bravia! Jasa rental mobil di Jakarta dan sewa mobil di Bali ini menawarkan berbagai mobil baru berkondisi baik untuk keperluan mudik. Perjalanan mudik pun lebih aman dan nyaman.
Alasan seseorang mudik bisa beragam, tetapi sudah jelas mudik adalah hal penting, terutama menjelang Lebaran. Apapun alasanmu, pastikan perjalananmu bermakna dan gunakan mobil sewaan dari Rent Car Bravia.
Baca juga: Mudik Lebaran Harusnya Bawa Apa, Sih? Cek Dulu Daftarmu, Ya!